Prospek Kinerja Cerah, Saham PGEO Melesat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Selasa (14/11/2023), di tengah masih menariknya prospek saham PGEO kedepan.

Per pukul 09:48 WIB, saham PGEO melesat 2,85% ke posisi Rp 1.265/unit. Saham PGEO pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.235 – Rp 1.290 per unit.

Saham PGEO sudah ditransaksikan sebanyak 3.295 kali dengan volume sebesar 19,79 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 25,18 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 52,37 triliun.

Hingga pukul 09:48 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.260/unit, menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 10.683 lot atau sekitar Rp 1,3 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.300/unit, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 16.360 lot atau sekitar Rp 2,1 miliar.

Saham PGEO masih terdongkrak oleh kabar dari positifnya kinerja keuangan perseroan pada kuartal III-2023. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih PGEO pada kuartal III-2023 mencapai US$ 133,4 juta atau setara dengan Rp 2,06 triliun (asumsi kurs Rp 15.487/US$). Angka tersebut naik 19,7% dari periode yang sama tahun lalu.

Capaian laba tersebut berasal dari pendapatan usaha yang naik dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta atau Rp 4,7 triliun.

Pada kuartal III-2023 ini, PGEO juga sudah membukukan pendapatan dari kredit karbon sebesar US$ 732 ribu atau Rp 11,3 miliar yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia.

Baca Juga  Jelang Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Masih Rawan Tertekan

Capaian ini telah membuat PGEO berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8%.

Dari sisi ekuitas, perseroan menunjukkan tren meningkat dari US$ 1,25 juta menjadi US$ 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Sedangkan liabilitas Perseroan turun dari US$ 1,22 juta menjadi US$ 960 ribu atau Rp 14,8 miliar. sebutnya.

Hal ini menunjukkan perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar hutang dan menghasilkan laba.

Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III-2023 pendapatan PGEO Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar, yakni senilai US$ 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun. Kemudian disusul oleh PGEO Area Ulubelu senilai US$ 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun.

Adapun secara valuasi, PGEO juga masih terbilang kompetitif karena dari price-to-earnings (PER) dan price-to-book value (PBV) juga masih berada di bawah rata-rata industri. PER PGEO saat ini mencapai 18,99 kali, jauh lebih rendah dari PER industri yang sudah mencapai 96,32 kali.

Sedangkan PBV PGEO jauh lebih rendah dari rata-rata industri yakni mencapai 1,74 kali. Adapun PBV rata-rata industri mencapai 37,91 kali.

Apalagi, prospek EBT masih menjanjikan. EBT menjadi hal penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan penerapannya semakin mendesak.

Dengan prospek yang masih menarik di sektor EBT dan valuasi PGEO yang masih kompetitif, maka sejatinya saham PGEO masih cukup menarik untuk dikoleksi.

 

[Gambas:Beli Saham Investasiku]

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

Baca Juga  Kuartal III, Laba TLKM Naik 17,69% Jadi Rp 19,49 Triliun


Artikel Selanjutnya


Saham PGEO Ngacir Terus, Sejak IPO Sudah Melejit 58%

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *