Rupiah Melemah, Tabungan Valas Terkikis


Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Februari 2024 tumbuh 5,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8.193 triliun, melambat dibandingkan bulan sebelumnya 5,8% yoy. 

Bila dirinci, tabungan berdenominasi rupiah naik 5,4% yoy. Angka ini melambat 10 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, tabungan valas melambat cukup jauh pada periode yang sama, dari 7,4% yoy menjadi 5,2% yoy. 

Tercatat tabungan valas melanjutkan tren kontraksi. Pada Januari 2024 tabungan valas turun 3,4% yoy dan Februari 2024 turun makin jauh, yakni 3,7% yoy. 

Sementara itu simpanan berjangka atau deposito balik arah mengalami kontraksi menjadi -0,8% yoy. Deposito pada bulan pertama tahun ini masih tumbuh 1% yoy. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa hal itu terjadi lantaran masyarakat kelas menengah mengambil keuntungan dari hal tersebut. “Ketika rupiah melemah, karena mahal [dolar] dia ambil untung. Paling banyak kelas menengah, tabungan Rp 100 juta-Rp 200 juta dan Rp 500 juta-Rp 1 miliar,” katanya saat bertemu dengan media di Jakarta, dikutip Selasa (26/3/2024).

Pada periode yang sama DPK valas korporasi juga ikut melambat. Per Januari 2024, DPK valas korporasi tumbuh 5% yoy, sedangkan pada bulan selanjutnya hanya 1,6% yoy. “Kemungkinan besar mereka pakai dana untuk bisnis, jadi DPK valas melambat,” katanya.

Kendati demikian, ruang pertumbuhan DPK valas masih ada seiring dengan dana asing yang mengalir masuk ke Indonesia.

Purbaya memperkirakan ke depan nilai tukar rupiah akan kembali normal, seiring dengan penguatan ekonomi domestik yang makin membaik.

“Kalau saya lihat pemilu udah selesai. Harusnya nanti, arahnya ke depan lebih stabil. Saat ekonomi stabil, akan ada dana-dana baru yang masuk ke sini, jadi harusnya sih rupiah akan cenderung menguat dan DPK valas akan tumbuh dengan level normal lagi,” katanya.

Baca Juga  Ternyata Ini 'Raja' Debt Collector RI

Sebagai informasi, rupiah menyentuh level paling lemah tahun ini pada level Rp 15.826 per dolar AS pada 25 Januari 2024. Adapun pada hari ini rupiah masih melanjutkan tren pelemahan, dengan dibuka terkoreksi 0,04% di posisi Rp 15.800/US$.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ini Prediksi Pertumbuhan DPK-Kredit di Tahun Politik

(mkh/mkh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *